IAIN Manado — Pagi itu, pelataran kampus IAIN Manado dipenuhi wajah-wajah bahagia. Langit cerah, udara terasa ringan, dan lantunan selawat mengiringi langkah para wisudawan yang berbalut toga hitam kebanggaan. Di antara barisan kursi, tampak para orang tua memeluk anaknya erat sambil berbisik, “Perjuanganmu akhirnya terbayar.”
Wisuda selalu menghadirkan suasana yang sulit dijelaskan dengan kata-kata: ada lega, bangga, dan rindu pada perjalanan panjang yang baru saja usai. Tahun ini, suasana itu terasa dua kali lebih semarak. IAIN Manado menggelar dua kali wisuda hanya berselang seminggu—sebuah catatan istimewa yang menandai dinamika akademik kampus yang kini resmi menyandang predikat Akreditasi Unggul.
Tak hanya jumlah wisuda yang meningkat, prestasi akademik pun menunjukkan tren positif. Banyak lulusan tahun ini meraih IPK tinggi dan predikat cum laude. Dua capaian besar ini—kenaikan IPK dan status unggul institusi—menjadi simbol keberhasilan IAIN Manado dalam memperkuat mutu pendidikan dan membangun reputasi di tengah persaingan perguruan tinggi yang semakin ketat.
Namun, di balik setiap angka IPK, tersimpan kisah perjuangan yang tak terlihat. Ada mahasiswa yang kuliah di pagi hari lalu bekerja malamnya, ada yang menempuh perjalanan jauh dari kampung halaman, dan ada pula yang jatuh, bangkit, dan jatuh lagi—namun tak pernah menyerah. Kenaikan rata-rata IPK mahasiswa bukanlah kebetulan, melainkan buah dari pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas dosen, serta tumbuhnya budaya akademik yang mendukung prestasi.
IPK tinggi bukan sekadar angka di atas kertas; ia adalah refleksi dari ketekunan, adaptasi, dan komitmen untuk terus belajar. Begitu pula capaian Akreditasi Unggul, yang menjadi tonggak penting dalam sejarah IAIN Manado. Keberhasilan ini lahir dari sinergi seluruh unsur kampus—pimpinan yang visioner, dosen yang berdedikasi, tenaga kependidikan yang telaten, dan mahasiswa yang berprestasi.
Predikat unggul bukan sekadar sertifikat penghargaan, tetapi cermin dari sistem pendidikan yang sehat dan berdaya saing. Ketika kampus berkembang, mahasiswa pun ikut tumbuh. Wisuda tahun ini menjadi bukti bagaimana IPK tinggi dan akreditasi unggul berpadu dalam satu narasi besar: kemajuan pendidikan Islam di Sulawesi Utara.
IPK tinggi dan gelar sarjana bukanlah garis akhir, melainkan awal dari perjalanan yang lebih luas. Para lulusan kini membawa ilmu dan nilai-nilai kampus ke masyarakat—tempat di mana teori akan diuji oleh realitas. Di sanalah makna sejati pendidikan terwujud: ilmu yang memberi manfaat dan menghadirkan perubahan.
Dua kali wisuda dalam sepekan bukan sekadar kebetulan administratif, tetapi penanda bahwa IAIN Manado sedang bergerak cepat. Ada semangat baru untuk memperluas akses, memperkuat kualitas, dan mempercepat kemajuan akademik. Bagi mahasiswa, ini saat untuk mensyukuri perjuangan; bagi dosen, ini pengingat bahwa kesabaran dalam membimbing melahirkan generasi tangguh; bagi kampus, ini momentum menjaga mutu agar IPK tinggi sejalan dengan kompetensi nyata; dan bagi masyarakat, ini undangan untuk menyambut para lulusan yang siap berkontribusi.
Refleksi wisuda tahun ini menjadi cermin perjalanan panjang IAIN Manado—tentang kerja keras, pembaruan, dan tekad untuk terus tumbuh. Dari ruang kuliah hingga ruang kehidupan, semangat belajar dan berprestasi kini berpindah tangan: dari kampus kepada para lulusan, dari proses menuju pengabdian.
Penulis:
M. S. Tahir
(Kepala UPT Perpustakaan IAIN Manado)
