Bulan Ramadhan dan Efisiensi Anggaran

Bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah dan kebaikan. Di dalamnya, umat Muslim di seluruh dunia berlomba-lomba untuk meningkatkan ibadah dan amal kebaikan. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa di bulan suci ini, pengeluaran rumah tangga sering kali mengalami peningkatan, terutama untuk kebutuhan konsumsi, persiapan berbuka, sahur, serta persiapan menyambut hari raya Idul Fitri.

Ironisnya, meski puasa seharusnya mengajarkan kesederhanaan dan pengendalian diri, banyak orang justru terjebak dalam pola konsumsi yang berlebihan. Hidangan berbuka yang berlimpah, belanja pakaian baru, hingga berbagai kebutuhan tambahan lainnya sering kali membuat anggaran membengkak. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengatur anggaran dengan bijak dan efisien di bulan Ramadhan agar tidak terjerumus dalam pemborosan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al-Isra: 26-27)

Ayat ini dengan tegas mengingatkan kita untuk tidak hidup boros dan menghambur-hamburkan harta. Oleh karena itu, bulan Ramadhan seharusnya menjadi momen yang tepat untuk berlatih hidup sederhana dan efisien dalam mengatur keuangan.

Langkah pertama dalam mencapai efisiensi anggaran di bulan Ramadhan adalah dengan membuat perencanaan keuangan yang matang. Mulailah dengan menyusun anggaran untuk kebutuhan pokok seperti bahan makanan untuk sahur dan berbuka, biaya transportasi untuk salat Tarawih atau kegiatan ibadah lainnya, serta alokasi untuk zakat dan sedekah. Dengan adanya perencanaan anggaran yang jelas, kita bisa menghindari pengeluaran yang tidak perlu dan tetap fokus pada kebutuhan utama.

Selain itu, belanja dengan bijak juga menjadi kunci dalam efisiensi anggaran di bulan Ramadhan. Godaan untuk membeli beragam hidangan berbuka yang lezat sering kali sulit dihindari. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk sederhana dalam berbuka puasa.

Beliau bersabda:

مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ. بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ. فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ، فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ، وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ، وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak bisa, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Tirmidzi)

Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa berbuka puasa tidak perlu dengan hidangan yang berlebihan. Sederhana dalam berbuka tidak hanya baik untuk kesehatan, tetapi juga membantu kita dalam mengatur anggaran agar tetap efisien. Cukupkan dengan menu yang sehat dan bergizi tanpa harus berlebihan dalam porsi dan variasi makanan.

Selain mengatur anggaran untuk kebutuhan harian, penting juga untuk mempersiapkan anggaran khusus untuk zakat dan sedekah. Di bulan Ramadhan, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak sedekah dan menunaikan zakat fitrah sebagai bentuk kepedulian sosial dan pembersihan harta.

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Barang siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi sedikit pun pahalanya.” (HR. Tirmidzi)

Namun, bersedekah dan berzakat juga perlu dilakukan dengan bijak. Pastikan alokasi dana untuk zakat dan sedekah sudah terencana dengan baik agar tidak mengganggu anggaran kebutuhan pokok lainnya. Dengan demikian, kita tetap bisa berbagi dan membantu sesama tanpa harus mengalami kesulitan keuangan di akhir bulan.

Selain itu, untuk mencapai efisiensi anggaran, penting untuk menghindari sikap konsumtif dalam menyambut hari raya Idul Fitri. Kebiasaan membeli pakaian baru, kue-kue lebaran, hingga persiapan jamuan yang berlebihan sering kali menjadi penyebab utama membengkaknya anggaran. Padahal, esensi Idul Fitri adalah merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa, bukan tentang kemewahan.

Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim)

Oleh karena itu, cukupkan diri dengan kesederhanaan dalam menyambut hari raya. Fokuskan pada kebersamaan dengan keluarga dan meningkatkan silaturahmi tanpa harus mengeluarkan biaya yang berlebihan.

Efisiensi anggaran bukan hanya tentang menghemat uang, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan kewajiban ibadah. Semoga dengan efisiensi anggaran yang baik, kita bisa menjalani bulan Ramadhan dengan lebih khusyuk, penuh berkah, dan meraih pahala yang berlipat ganda.

والله اعلم بالصواب

Penulis:
M. S. Tahir
(Kepala UPT Perpustakaan IAIN Manado)

Editor:
Rafiud Ilmudinulloh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll