Dendang sahur adalah sebuah tradisi/praktik budaya di Indonesia di mana keluarga atau kelompok masyarakat berkumpul untuk menyanyikan lagu-lagu atau dendang sambil menikmati makanan sahur menjelang waktu Subuh selama bulan Ramadan.
Dendang sahur ini seringkali dilakukan untuk membangkitkan semangat dan meningkatkan kebersamaan dalam menjalani ibadah puasa. Tradisi ini juga menjadi momen untuk mengingatkan orang-orang akan pentingnya sahur sebagai bagian dari ibadah selama bulan Ramadan.
Perlu kita ketahui bahwa tradisi dendang sahur memang sudah tidak asing lagidikalangan masyarakat perkotaan kota maupun di pedesaan. Tradisi ini sudah menjadi ciri khas masyarakat Indonesia dalam ikut memeriahkan bulan suci ramadhan. Salah satunya tradisi dendang sahur dari Desa Otam, Kecamatan Passi Barat Kabupaten Bolaang Mongondow.
Membangunkan sahur dengan menggunakan pengeras suara seperti Toa Masjid mungkin sudah terlalu sering kita temui. Namun dendang sahur kali ini agak sedikit berbeda dengan ciri khasnya yaitu pemainkan alat alat musik seadanya sendayu menggunakan khas bahasa daerah tersendiri.
Para pemuda ini terdengar sangat kompak dan merdu ketika membawakan lagu dengan bahasa mereka. Bahkan saking kompak dan merdunya, warga-warga justu malah menunggu momen saat mereka membangunkan sahur.
Tampaknya Para pemuda ini berjalan kaki berkeliling kampung dan memainkan alat music seadanya. Dendang sahur ini diikuti oleh berbagai pemuda-pemuda, anak-anak bahkan orang tua pun ikut berpartisipasi dalam membangunkan warga untuk makan sahur.
Menurut warga sekitar tradisi dendang sahur ini sudah menjadi tradisi turun-temurun bagi kalangan kaum pemuda otam untuk membangunkan warga untuk makan sahur. Tradisi tersebut dilaksanakan dalam setahun sekali yaitu pada bulan suci ramadhan dengan tujuan membangunkan warga untuk makan sahur dalam semangat menjalani puasa.
Tak hanya itu, tradisi dendang sahur ini juga perlu di beri apresiasi/dukungan agar kelak nanti para pemuda-pemuda desa berikutnya bisa lebih kreatif lagi dan mempertahankan serta ikut melestarikan budaya/tradisi dendang sahur ini.
Penulis: Tabiin Mamonto
Mahasiswa PAI6A IAIN Manado