Islam: Agama Kasih Sayang

Umat Islam wajib beriman kepada 4 kitab suci; Kitab Zabur yang diwahyukan kepada Nabi Daud, Kitab Taurat yang diwahyukan kepada Nabi Musa, Kitab Injil yang diwahyukan kepada Nabi Isa, dan Kitab Al Quran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad.

Selain itu, menurut riwayat Abu Dzar ra., terdapat 104 kitab suci dan suhuf (lembaran) yang diturunkan Allah kepada Nabi dan Rasul. Informasi tersebut didapatkan oleh salah satu sahabat tersebut ketika bertanya kepada Rasulullah SAW: “Berapa jumlah kitab yang telah Allah turunkan?” Rasulullah menjawab:

مِائَةُ كِتَابٍ وَأَرْبَعَةُ كُتُبٍ أُنْزِلَ عَلَى شِيثٍ خَمْسُونَ صَحِيفَةً وَأُنْزِلَ عَلَى أَخْنُوخَ ثَلَاثُونَ صَحِيفَةً وَأُنْزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ عَشَرُ صَحَائِفَ وَأُنْزِلَ عَلَى مُوسَى قَبْلَ التَّوْرَاةِ عَشَرُ صَحَائِفَ وَأُنْزِلَ التَّوْرَاةُ والإنجيل والزبور والقرآن

“Ada 104 kitab. Diturunkan kepada Nabi Syits 50 suhuf, diturunkan kepada Nabi Idris 30 Suhuf, diturunkan kepada Nabi Ibrahim 10 suhuf, diturunkan kepada Nabi Musa sebelum taurat 10 suhuf. Allah juga menurunkan Taurat, Injil, dan Al Quran.” (HR. Ibnu Hibban).

Ada pendapat lain yang menyebutkan jumlahnya 110. Berapapun jumlah pastinya, tentu kita tidak tahu. Yang lebih penting lagi bagi kita adalah apa esensi dari semua kitab dan suhuf itu, agar menjadi pegangan hidup dari Dzat yang menciptakan kita dari tiada menjadi ada di alam raya ini.

Al Quran merupakan kitab suci terakhir yang diwahyukan. Jika diringkas, isi kitab-kitab suci dan suhuf sebelumnya dapat disimpulkan dalam Al Quran sebagai kitab pemungkas bagi umat manusia. Terdapat 30 juz atau bagian dalam Al Quran, 114 surat, dan 6 ribuan ayat di dalamnya. Jumlah ayat menurut ulama berbeda-beda, sebagian menyebut 6.214 ayat, ada pula berpendapat 6.220, 6.226, dan yang masyhur adalah 6.666 ayat.

Perbedaan pendapat itu bukan karena penambahan atau pengurangan ayat dalam Al Quran, melainkan karena perbedaan pemahaman ketika Rasulullah membacakan wahyu kepada para kuttab (juru tulis) Al-Quran. Ketika Rasulullah berhenti membaca, ulama berbeda pendapat, apakah itu akhir ayat atau waqof, atau waqof sementara. Perbedaan ini bisa dipelajari dalam ilmu qiroaat, baik qiroah sab’ah (tujuh imam madzhab) maupun qiroah asyroh.

Lagi-lagi, perbedaan jumlah ayat juga bukan hal esensi yang mengubah subtansi isi kandungan Al-Quran. Jauh lebih penting dari itu, selain umat Islam harus membaca kitab suci Al Quran, juga harus memahami dan mengamalkan Kalamullah sebagai pedoman sepanjang hayat. Jika diringkas, intisari kandungan Al-Quran terdapat pada tujuh ayat dalam surat Al Fatihah. Surat pembuka yang selalu wajib dibaca oleh umat Islam dalam ibadah sholat. Jika diringkas lagi, kandungan Al-Quran terdapat pada ayat pertama surat Al-Fatihah, yakni ‘Bismillahirahmanirrahim’.

Inilah inti dari Al-Quran yang sekaligus inti dari ajaran Islam dan agama-agama samawi lainya. Ajaran tentang sifat Allah yang penuh kasih sayang, welas asih, kelembutan, yang juga terpancar dari sifat penerima wahyu Al-Quran. Nabi yang penuh kasih sayang, Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Manusia yang memeluk agama ini, akan muncul darinya perilaku, perangai, dan tindakan yang jauh dari kekejaman, kekerasan, kebengisan, dan kebiadaban.

Sebut saja sahabat Umar bin Khattab. Sebelum memeluk Islam, ia adalah pembenci Nabi Muhammad yang sangat kejam dan bengis. Umar sering menyiksa orang-orang yang masuk Islam, termasuk keluarganya sendiri. Ketika adiknya, Fatimah binti Khattab, dan suaminya memeluk Islam, Umar sangat marah dan menampar wajah adiknya sendiri. Sampailah ketika adiknya membacakan awal surat Toha, hati Umar bergetar, ia merasakan ketenangan dan kedamaian. Umar minta bertemu Rasulullah dan kemudian memeluk Islam. Umar yang kejam dan bengis, berubah 180 derajat setelah memeluk Islam. Ia menjadi sahabat Rasulullah yang sangat penyayang. Lihatlah keajaiban ajaran Islam, yang mengubah sifat manusia yang bengis dan kasar menjadi lemah lembut dan penuh kasih sayang.

Kasih sayang adalah nikmat Allah yang diturunkan sebagai jalan hidup bagi umat manusia. Sebaliknya, kebengisan, kekerasan, dan sifat-sifat buruk lainnya, sangat dibenci oleh Allah, ‘al-maghduub alaihim’, dan pelakunya disebut sebagai orang-orang yang sesat, ‘Al-dhollin’.

Islam adalah agama kasih sayang. Tidak mungkin agama sebagai pedoman hidup manusia mengajarkan perilaku yang menyimpang dari Sang Maha Kasih Sayang.

Penulis: Muhammad Afthon Lubbi (Peacebuilder)
Anggota The Asia Peace Innovators Forum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll