Bekerja Keras untuk Dunia atau Akhirat?

Sahabat Religi-

Manusia tidak dilarang untuk bekerja mengejar target, kesuksesan dan kebahagiaan duniawi yang menjadi obsesi mereka. Memiliki uang, harta kekayaan, tahta, jabatan dan semua yang diimpikan. Namun manusia tidak akan mampu “membeli” kemuliaan, keberkahan, kesehatan dan kebahagiaan ruhaniah. Semua itu hanya diperoleh jika manusia mendekatkan diri pada Allah.

Bekerja itu adalah ibadah dan Allah tidak melarang para hambaNya menjadi kaya dengan tetap berusaha memperoleh karuniaNya sesuai dengan petunjukNya. Para nabi Allah banyak yang kaya dan seorang raja. Namun mereka tidak silau dengan harta. Justru tahta dan kekayaan para nabi digunakan menegakkan kalimah Allah yang tertinggi dan membuatnya semakin dekat dalam ketaatan kepadaNya.

Banyak orang bisa membeli dan membangun rumah sakit dengan harta kekayaan, namun mereka tidak pernah bisa membeli kesehatan ruhani jasmani. Dengan harta, banyak orang bisa mendirikan bangunan lembaga pendidikan dan masjid, namun mereka tidak akan bisa membeli ilmu dan iman. Karena keduanya adalah sebuah derajat kemuliaan dari Tuhan dalam mengemban tugas kehambaan dan kekhalifahan.

Banyak orang bisa membeli jam tangan dengan harta kekayaan, sayang sekali mereka tidak akan bisa membeli waktu sebagai karunia Tuhan. Sungguh rugi jika manusia terlena dalam menggunakan waktu dalam kesia-kesiaan. Dengan harta, seseorang bisa membeli orang menjadi pengawalan, namun mereka tidak akan bisa membeli jaminan keselamatan dalam siksaan.

Harta kekayaan bisa digunakan untuk membeli kesenangan dan keselamatan, namun tidak bisa digunakan membeli kebahagiaan. Tuhan meletakkan kebahagiaan di hati orang beriman.

Bertaubat kepada Allah dengan taubatan nasuha dan tetesan air mata para pendosa merupakan kerinduan untuk kembali, itu lebih dicintai Allah dari pada kesombongan para ahli ibadah. Beribadalah sebagai bentuk kesyukuran dan jadikan sabar dan shalat sebagai penolong.

Karena Kebahagiaan ruhaniah tidak mampu dibeli manusia dengan harta, tahta, kekuasaan, kedudukan dan jabatan yang dimiliki.

Wallahu’alam.

Fadloli – Polinema.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll