Dialog Publik LP2M Hasilkan Catatan Penting di Kepemimpinan Baru

Sahabat Religi-Manado.

Dialog Publik yang digelar Pusat Studi Masyarakat Muslim di Minahasa (PS3M) dan LP2M IAIN Manado, Jum’at (23/6) di Ruang Pertemuan LP2M, berlangsung menarik. Sejumlah catatan penting dihasilkan melalui diskusi yang berjalan lebih dari 2 jam itu.

Dialog Publik yang mengangkat tema “Peluang & Tantangan Memajukan IAIN Manado: Kepemimpinan Baru, Harapan Baru” diawali sambutan Ketua LP2M IAIN Manado, Dr. Arhanuddin yang dilanjutkan dengan pemaparan pemantik diskusi, Sulaiman Mappiasse, Ph.D.

Sulaiman mengawali diskusi dari posisi IAIN Manado sebagai salah satu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Sulawesi Utara. Status satker yang melekat pada IAIN Manado seharusnya menjadi peluang untuk lebih berinovasi dalam pengembangan kampus. Ia menyatakan perubahan ke depan yang diharapkan adalah transformasi kultural bukan sekadar perubahan mekanistik prosedural. “Perubahan yang kita tuju adalah kultur kampus, harus ada transformasi kultural yang dimulai dari level Program Studi”. Sulaiman juga menambahkan bahwa ada tantangan yang dihadapi ke depan oleh IAIN Manado. “Kita punya tantangan Keuangan, Sumber daya manusia, Kapasitas kelembagaan, dan Kuantitas dan kualitas input mahasiswa. Dari 4 tantangan ini, aspek keuangan menjadi sangat vital, sebab ini akan berdampak pada semua aspek lainnya. Saat ini kita mengandalkan penerimaan UKT dari mahasiswa, sedangkan jumlah mahasiswa yang masuk belum menunjukkan tren meningkat secara signifikan, tentu ini berdampak pada penerimaan keuangan” jelas Sulaiman. Ia menambahkan bahwa ada banyak fasilitas yang ada di kampus yang dapat dijadikan sumber pendapatan keuangan kampus.

Menanggapi hal tersebut, sejumlah usulan muncul misalnya dengan upaya diversifikasi potensi sumber pendapatan keuangan kampus. Ada 4 peluang yang dikemukakan dalam pengembangan IAIN Manado, yaitu diversifikasi sumber pendapatan keuangan, Rasionalisasi sumber daya manusia (Mapping yang akurat/data), Kapasitas kelembagaan (pemanfaatan semua sumber daya, baik sarana maupun manusia), dan Diversifikasi potensi dan talenta mahasiswa.

Aspek penting yang juga dibahas adalah prospek kepemimpinan baru periode 2023-2027. Fokus diskusi kemudian mengarah pada kemampuan kepemimpinan baru mengakomodir semua kepentingan dan kebutuhan setiap warga kampus. Selain itu, pemimpin baru IAIN Manado harus memiliki pandangan bahwa semua warga kampus itu bernilai dan semua dapat berkontribusi bagi kemajuan IAIN Manado. Aspek kedekatan pimpinan dengan bawahan juga menjadi poin penting yang harus diperhatikan dalam kepemimpinan baru sehingga tidak terkesan ada jarak yang terlalu jauh. Semua elemen kampus harus diakomodir sesuai potensi dan kompetensinya.

Satu hal menarik yang mengemuka ketika membicarakan memasuki ranah pengisian jabatan. Semua peserta diskusi sepakat harus ada perubahan pola pikir bahwa jabatan yang diberikan itu adalah “tugas utama” bukan sekadar “tugas tambahan”, sehingga dengan demikian pejabat itu akan all out berpikir dan bekerja secara maksimal untuk memajukan IAIN Manado. Mengenai siapa? Tentu pemilihan itu perlu mempertimbangkan aspek kompetensi. Siapa melakukan apa, bagaimana track record di bidangnya, kalau perlu ada “kamus kompetensi”, jika memiliki kemampuan dan rekam jejak positif maka layak diberikan kesempatan. “Jika dalam waktu tertentu tidak menunjukkan performa positif, maka langkah reshuffle harus dilakukan” tegas Sulaiman.

Kepemimpinan baru perlu melakukan evaluasi secara periodik, tri wulan, tahunan atau dwi-tahunan. Evaluasi kinerja semua bidang, pejabat harus bersedia dievaluasi. Untuk itu, pakta integritas harus ada sebagai bukti komitmen dalam menjalankan tugas secara optimal. Peserta diskusi berharap, pejabat tidak hanya menjalankan fungsi mekanistik “menggugurkan kewajiban”. Mereka harus memiliki inovasi dalam pengembangan dan mendukung transformasi kampus.

IAIN Manado memiliki banyak potensi tetapi tidak termanfaatkan di bidang kepakarannya, penempatan dosen yang tidak sesuai bidang ilmu dengan alasan mengejar akreditasi, padahal hasil akreditasi belum menjamin kultur akademik dan kualitas mahasiswa serta memastikan lulusannya benar-benar mampu diserap dunia kerja yang relevan. Buktinya banyak alumni terbaik, lulus tepat waktu, tetapi bekerja di minimarket dan profesi yang tidak sesuai dengan kompetensi lulusan.

Diskusi publik yang dihadiri para dosen perwakilan fakultas yang ada di IAIN Manado ini berharap Rektor dapat memaparkan visinya ke depan dalam membangun IAIN Manado, secara internal menjalin keterikatan yang baik dengan warga kampus, kerjasama dengan alumni, serta membuka ruang dan jejaring yang baik dengan pihak eksternal kampus termasuk membangun relasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara karena kampus ini berada di wilayah Sulawesi Utara, tentu keterlibatan unsur daerah sangat penting dalam menunjang transformasi IAIN Manado.

Pada akhir diskusi, Ketua LP2M IAIN Manado, Dr. Arhanuddin berjanji akan menyampaikan catatan dan rekomendasi diskusi ini kepada Rektor sebagai bahan pertimbangan dalam menjalankan tugas kepemimpinannya.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll