Sahabat Religi-
Menunggu Apa??? sebuah pertanyaan reflektif yang harus dijawab oleh diri sendiri. Waktu yang terus bergulir tak pernah menunggu siapapun. Ia akan terus berjalan tanpa peduli mereka yang mau ikut menghargai dan memanfaatkannya atau melewatkannya. Waktu hanya mengikuti perintah Tuhannya terus berputar hingga akhir masa.
Tidak ada tempat untuk berhenti dalam menghampiri Allah. Tidak ada waktu terbuang untuk memenuhi panggilan Allah dan seruan RasulNya. Berlarilah sekencang-kencangnya kepadaNya dan yakin usaha sampai.
Segera berbuat dalam beramal saleh untuk mendekat kepada Allah. Bukan harta kekayaan dan keturunan yang bisa mendekatkan diri kepadaNya.
Iman dan amal saleh menjadikan harta kekayaan bernilai dan keturunan bermakna untuk hari ini dan hari esok. Hari ini bernilai sosial dan hari esok bermakna individual.
Sungguh malu dan tertunduk lesu, jika memiliki kemampuan beramal, namun tidak segera berbuat dalam ketaatan. Menunggu apa lagi? Sungguh kepastian Tuhan tidak ada yang mengerti dan akan terjadi. Jangan biarkan peluang dan membuang kesempatan untuk berbuat baik.
Jangan palingkan wajah tertunduk lesu dengan tidak mampu melihat wajah Allah, karena merasa malu telah kehilangan kejujuran diri terhadap karuniaNya.
Tuhan telah banyak memberi kekayaan dan kecukupan kepada hambaNya, namun banyak hambaNya merasa miskin dan tidak mampu melaksanakan seruanNya. Takwa dan berbuat baiklah sesuai dengan kemampuan yang ada.
Sungguh para penggoda dan musuh nyata manusia (setan) membisikkan kata indah “ketakutan dalam kefakiran” pada diri manusia, padahal Tuhan menjanjikan dalam memberi ampunan dan anugerahNya.
Bersyukur dengan rukuk dan sujud kepadaNya dan berkurbanlah dengan melempar dan menyembelih sifat-sifat jelek yang menjauhkan diri kepada Allah dan manusia, niscaya akan menjadi pemenang dalam peperangan melawan musuh dalam diri sendiri dan menjauhkan serangan musuh yang nampak.
Alfaqr, Fadloli
