Sahabat Religi –
Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin menerpa. Ini adalah sebuah adagium dalam kehidupan manusia dalam menapaki puncak kehidupan. Semua orang dalam menapaki puncak kehidupan dan ingin menempati posisi strategis, memerlukan fondasi yang kuat bagaikan pohon yang menjulang tinggi. Ada yang menjadikan harta sebagai akar, ada yang menjadikan pendidikan sebagai akar, ada yang menjadikan jabatan dan lain sebagainya sebagai akar kehidupan. Namun, itu semuanya tidak kuat menjadi akar kehidupan.
Ibarat pohon, bila ingin menjadi pohon yang tinggi, mulailah dengan memiliki akar yang kuat, agar tidak mudah goyah, terlena kena angin sepoi dan tidak tumbang terhempas badai. Begitupula kehidupan, bila ingin kehidupan kuat maka akarnya pun harus kuat.
Akar adalah pijakan yang kuat sekaligus jati diri. Akar adalah kesinambungan antara pohon dan bumi. Pada pribadi manusia, akar adalah kesinambungan dengan Sang Pencipta.
Bukan hanya pendidikan, kepandaian dan kecakapan, jabatan, harta atau keturunan yang akan menjadi modal dan kekuatan seseorang dalam menapaki puncak kehidupan, namun juga semangat ruhaniah yang total, penuh keyakinan dan kepasrahan kepada Tuhan.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ ﴿١٥٩﴾
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (Q.S.3:159)
Terus membumi membentuk akar yang kokoh semakin mendalam bukan semakin menjulang. itulah hakikat akar. Perkuat akar pohon kehidupan kita, iman dan taqwa, membumi dan mendalam maka konektivitas kita semakin kuat dengan Sang Maha Tinggi.
Disadur dari tulisan Fadloli – Polinema