Membaca Diri

Sahabat Religi –

Banyak orang yang mampu membaca, memprediksi, dan menilai orang lain, tetapi jarang orang yang mampu membaca dirinya sendiri.

Kitab yang sulit dibaca dan dipelajari bukan Al-Quran. Namun yang dibaca dan fahami adalah membaca diri sendiri. Diri sendiri ini adalah sebagian dari ayat-ayatNya. Barang siapa tahu diri, sesungguhnya tahu TuhanNya.

Semua manusia pada saatnya akan membaca kitab kehidupannya dan cukup dirinya sendiri yang menghitungnya (menghisabnya).

Kita amat cerdas dalam membaca orang lain, namun melupakan bagaimana diri sendiri sejatinya.
Melihat noda pakaian orang lain dari kejauhan itu lebih mudah dan teliti daripada melihat robeknya pakaian diri sendiri

Dengan menghinakan orang tidak menjadikan diri kita mulia. Dengan merendahkan orang tidak menjadikan diri kita tinggi. Dengan menjatuhkan kehormatan orang, tidak akan menjadikan diri kita derajat terangkat.

Dengan menjelekkan orang lain tidak membuat diri kita lebih baik. Tetapi justru akan memperjelas keburukan dan kejelekan diri kita sendiri. Tetaplah menjadi orang baik, sekalipun orang lain menyatakan keburukan diri kita.

Emas itu adalah emas, walaupun terpendam dalam tanah dan berlumur kotoran, tetaplah emas, sebagai logam mulia yang dicari orang.

Untuk apa kita tumbuh menjadi dewasa, kalau hanya membalas keburukan orang lain. Bukankah keburukan orang lain adalah tamu dan surga bagi diri kita untuk berbuat baik.

Untuk apa kita belajar dan sekolah tinggi, kalau pintar kita hanya bisa mengikuti keburukan orang lain. Tutuplah kejelekan dengan kebaikan Ikutilah yang baik dari orang lain, jangan melanjutkan keburukannya agar kita tidak sama.

Menjadi baik dan buruk itu adalah sebuah pilihan diri sendiri bukan ditentukan orang lain. Jalan yang terang dan gelap sudah jelas dan jalan benar sudah terbentang luas. Jadilah diri sendiri dan jangan menjadi orang lain. Kita akan dimintai pertanggung jawaban atas pilihan hidup dihadapanNya.

Kita dilahirkan dalam kemerdekaan agar menjadi diri sendiri, dengan kelebihan dan kekurangnya. Membaca dan belajar untuk menyempurnakan kekurangan diri adalah kemuliaan. Melihat dan mengakui kelebihan orang lain adalah sebuah kebaikan dan kerendah hatian diri.

Wallahu a’lamu bish shawab.

Fadloli – Polinema

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll